Galip membuat museumnya sedikit tersembunyi. Di bawah toko gerabah miliknya yang menjajakan kerajinan tangan khas Turki. Awalnya ia hanya berniat menyimpan potongan rambut milik teman dekat, yang memberikannya sebagai kenangan saat akan meninggalkan Avanos.
Dari kisah ini, banyak pengunjung tokonya yang lalu ikut memberikan potongan rambut diabadikan di museumnya. Sampai saat ini potongan rambut yang terdaftar di museum sudah lebih dari 16.000 jenis rambut. Rambut-rambut ini dikirim oleh wanita-wanita di seluruh dunia.
Terbayang bagaimana suasana di dalam museum. Agak gelap karena lorong gua dipenuhi deretan helai rambut, lengkap dengan label kertas yang berisikan nama, alamat, dan nomor telepon pemiliknya.
Uniknya, sebagai penghargaan, Galip juga memberikan hadiah pada para donor rambut ini. Di setiap bulan Juni dan Desember, ia mengambil acak sepuluh pemilik rambut. Mereka yang terpilih akan diterbangkan ke Cappadocia untuk berlibur selama seminggu. Menikmati keindahan negeri ini sepuasnya, dan belajar membuat gerabah.
Tertarik menyumbangkan rambut ke museum ini?
Sumber
http://life.viva.co.id/news/read/401272-museum-aneh--simpan-ribuan-rambut-wanita
Terbayang bagaimana suasana di dalam museum. Agak gelap karena lorong gua dipenuhi deretan helai rambut, lengkap dengan label kertas yang berisikan nama, alamat, dan nomor telepon pemiliknya.
Uniknya, sebagai penghargaan, Galip juga memberikan hadiah pada para donor rambut ini. Di setiap bulan Juni dan Desember, ia mengambil acak sepuluh pemilik rambut. Mereka yang terpilih akan diterbangkan ke Cappadocia untuk berlibur selama seminggu. Menikmati keindahan negeri ini sepuasnya, dan belajar membuat gerabah.
Tertarik menyumbangkan rambut ke museum ini?
Sumber
http://life.viva.co.id/news/read/401272-museum-aneh--simpan-ribuan-rambut-wanita